Selasa, 19 Juni 2012

Memahami Anak dari Sisi tak Terungkap Melalui "Buku Kejujuran"



Tidak dapat dipungkiri lagi oleh kita bersama bahwa semakin hari semakin banyak jumlah keluarga yang mengalami problematika antara orangtua dan anak, baik dari sisi Ibu ataupun Ayah. Penyebabnya bisa beragam, dan salah satu yang paling mendasar adalah mengenai komunikasi antara orangtua dan anak yang tidak berjalan dengan baik, dimana anak merasa bahwa orangtua tidak bisa memahami keinginan mereka dan orangtua merasa bahwa anak mereka tidak mamatuhi keinginan mereka. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sosial manusia sehari-hari, karena dengan komunikasi, para individu dapat menyampaikan ide-ide mereka kepada individu yang lain dan para individu tersebut dapat menyampaikan juga opini atau pendapat mereka mengenai ide-ide yang telah disampaikan tersebut.

Di dalam keluarga, komunikasi antar anggota keluarga menjadi faktor pendukung utama terciptanya kehidupan berkeluarga yang harmonis. Komunikasi yang tidak berjalan dengan baik antara orangtua dan anak dapat menjadi penyebab utama terjadinya permasalahan-permasalahan anak dan remaja.

Tidak pernah ada sekolah formal untuk menjadi orang tua yang baik. Di tengah kemajuan teknologi, kesibukan orang tua, dan banyak faktor-faktor lain yang menjadi pengaruh, ‘how to become a good parent’ menjadi isu yang sangat krusial bagi orang tua saat ini dan memahami anak merupakan kunci dari . Karenanya, komunikasi yang baik antara orangtua dan anak adalah suatu kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.  

Dengan berlandaskan cinta kasih, kepedulian terhadap apa yang saat ini terjadi, dan rasa ingin berbagi, maka Event Organizer “Raksamina” bermaksud untuk menyelenggarakan event seminar sebagai ajang sharing informasi yang diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi para orangtua di Indonesia, khususnya di Kota Jogjakarta mengenai kiat-kiat berkomunikasi dalam keluarga. Kami memiliki misi untuk membuat orangtua dan anak saling mengerti, dimana para orangtua akan dapat mengetahui sisi tak terungkap buah hatinya melalui “ Buku Kejujuran”.

Seminar yang akan diselenggarakan ini berbeda dengan seminar sejenis lainnya karena di dalam seminar ini para peserta tidak hanya mendapatkan materi mengenai komunikasi yang baik antar orangtua dan anak, tetapi setiap peserta juga akan membawa pulang output seminar berupa “Buku Kejujuran“ dan kesempatan untuk melakukan konseling seputar permasalahan komunikasi yang saat ini sedang dialami.

Setelah selesai mengikuti seminar ini, seluruh peserta diharapkan akan mempunyai persepsi, pengetahuan, dan pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan antara orangtua dan anak, sehingga orangtua dapat mengenal lebih jauh tentang si buah hati dan anakpun mampu menghargai orangtuanya. “Buku Kejujuran” dapat digunakan sebagai awal sekaligus mediator bagi tercapainya tujuan-tujuan tersebut.

Tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan seminar ini antara lain adalah: 
  1. Membuka wawasan orangtua dan anak mengenai posisi atau peran mereka masing-masing 
  2. Mengenal sisi lain anak yang tidak terungkap melalui kejujurannya yang tertuang di Buku Kejujuran. 
  3. Mencairkan hubungan yang beku antara orangtua dan anak. 
  4. Membentuk sebuah hubungan baru yang dilandasi rasa kebersamaan, saling menghargai dan menghormati dengan mengusung kejujuran. 
  5. Memahami pola komunikasi antara anak dan orangtua, serta mengenali pola-pola penghambatnya. Terciptanya kolaborasi yang saling melengkapi antara peran orangtua dan anak.
Acara ini dikemas dalam bentuk seminar setengah hari (half day seminar), dimulai sekitar jam 08:00 s/d jam 14:00, Dengan metode penyampaian langsung dan diselingi interaksi berupa tanya jawab dan sharing antar peserta. Seminar ini dikemas dengan santai, menyenangkan dan menarik. Penuh dengan keterlibatan dari para peserta. 

Seminar ini akan dilaksanakan pada: 
Hari/tanggal : Minggu / 1 Juli 2012 
Waktu : 08:00 – 14:00 
Tempat : Jogja International Hospital (JIH) 
Investasi :
VIP untuk 1 orang tua + 1 anak Rp. 350.000 (bonus konseling private terbatas untuk 10 seat) 
Reguler untuk 1 orang tua + 1 anak Rp. 200.00 (berlaku penambahan biaya Rp. 50.000/anak)
Reguler non anak Rp. 150.000/peserta

Untuk Pembayaran investasi seminar bisa di transfer ke rekening BCA atas nama Novietha Sulistyawati HS, nomor rekening: 038 1904 601 dan mohon konfirmasi via SMS setelah melakukan transfer pembayaran ke 0821 3786 8268 

Fasilitas dan benefit peserta seminar antara lain adalah:
  • 1 (satu) buah "buku kejujuran";
  • Snack & Lunch;  
  • Khusus untuk VIP: Seat di depan (sofa), prasmanan lunch, foto bersama pembicara, konseling private (terbatas untuk 10 seat);
  • Seminar kit;
  • Sesi konseling gratis; 
  • Doorprize.
Seminar yang menarik ini akan dibawakan dan dipandu oleh para praktisi yang memiliki kapabilitas dan pengalaman di bidangnya masing-masing:

Arsyita Rokhma, C.Ht (IACT), CI, CG
Praktisi hypnotherapy, founder Rumah Cerdas Yogyakarta dan quantum trance motivator yang akan membawakan materi hypnotherapy for parenting, serta peran komunikasi dalam membentuk keluarga harmonis.

Ega Asnatasia Maharani, S.Psi, Psi
Praktisi psikologi keluarga yang akan membawakan materi memahami pola komunikasi orang tua - anak dalam berbagai rentang usia, dan penggunaan "Buku Kejujuran"

Novietha Sulistyawati HS
Re-designer "Buku Kejujuran" yang akan membawakan materi visi dan misi terciptanya "Buku Kejujuran".

Seminar yang sangat menarik dan bermanfaat tidak hanya bagi anda para orang tua tetapi juga untuk anak...

Untuk informasi dan pendaftaran dapat menghubungi:
Ibu Hj. Ulli - 0821 3786 8268

Senin, 04 Juni 2012

Dyslexia dan Penanganannya






Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia dari semua makhluk hidup di dunia ini, cuma manusia yang dapat membaca. Membaca merupakan fungsi yang paling penting dalam hidup dan dapat dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Anak-anak dapat membaca sebuah kata ketika usia mereka satu tahun, sebuah kalimat ketika berusia dua tahun, dan sebuah buku ketika berusia tiga tahun dan mereka menyukainya.

Istilah dyslexia berasal dari bahasa Yunani, yakni dys yang berarti sulit dalam dan lex berasal dari legein, yang artinya berbicara. Jadi secara harfiah, disleksia berarti kesulitan yang berhubungan dengan kata atau simbol-simbol tulis. Kelainan ini disebabkan oleh ketidakmampuan dalam menghubungkan antara lisan dan tertulis, atau kesulitan mengenal hubungan antara suara dan kata secara tertulis.

Gejalanya, anak memiliki kemampuan membaca di bawah kemampuan yang seharusnya dilihat dari tingkat inteligensia, usia dan pendidikannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan otak mengolah dan memproses informasi tersebut. Dyslexia merupakan kesalahan pada proses kognitif anak ketika menerima informasi saat membaca buku atau tulisan.

Jika pada anak normal kemampuan membaca sudah muncul sejak usia enam atau tujuh tahun, tidak demikian halnya dengan anak disleksia. Sampai usia 12 tahun kadang mereka masih belum lancar membaca serta mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan ini dapat terdeteksi ketika anak memasuki bangku sekolah dasar.

Gangguan kesulitan belajar merupakan suatu gangguan yang mempengaruhi kemampuan otak untuk menerima, memproses, menganalisa atau menyimpan suatu informasi. Adanya masalah-masalah tersebut dapat menyebabkan seorang anak mengalami kesulitan untuk menyerap pelajaran dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya. Gangguan kesulitan belajar banyak jenisnya, ada yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi atau fokus pada sesuatu, atau ada juga jenis gangguan kesulitan belajar yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan untuk membaca, menulis, mengeja, atau mengerjakan soal-soal matematika (berhitung).

Ketika seorang anak di diagnosa mengalami gangguan kesulitan belajar bukan berarti ia adalah anak yang bodoh, karena gangguan kesulitan belajar sama sekali tidak berhubungan dengan tingkat intelegensia seseorang, banyak orang-orang sukses di dunia ini yang juga dikenal memiliki gangguan kesulitan belajar (dyslexia) seperti Walter Elias Disney (Walt Disney), Alexander Graham Bell, serta mantan Perdana Menteri Inggris Sir Winston Churchill.

Karakteristik Dyslexia
Ada empat kelompok karakteristik kesulitan belajar membaca, yaitu kebiasaan membaca, kekeliruan mengenal kata, kekeliruan pemahaman, dan gejala-gejala lainnya. Dalam kebiasaan membaca anak yang mengalami kesulitan belajr membaca sering tampak hal-hal yang tidak wajar, sering menampakkan ketegangannya seperti mengernyitkan kening, gelisah, irama suara meninggi, atau menggigit bibir. Mereka juga merasakan perasaan yang tidak aman dalam dirinya yang ditandai dengan perilaku menolak untuk membaca, menangis, atau melawan guru. Pada saat mereka membaca sering kali kehilangan jejak sehingga sering terjadi pengulangan atau ada baris yang terlompat tidak terbaca.

Dalam kekeliruan mengenal kata ini memcakup penghilangan, penyisipan, penggantian, pembalikan, salah ucap, perubahan tempat, tidak mengenal kata, dan tersentak-sentak ketika membaca. Kekeliruan memahami bacaan tampak pada banyaknya kekeliruan dalam menjawab pertanyaan yang terkait dengan bacaan, tidak mampu mengurutkan cerita yang dibaca, dan tidak mampu memahami tema bacaan yang telah dibaca. Gejala serb aneka tampak seperti membaca kata demi kata, membaca dengan penuh ketegangan, dan membaca dengan penekanan yang tidak tepat.

Gejala-gejala Dyslexia 
Jika pada anak normal kemampuan membaca sudah muncul sejak usia enam atau tujuh tahun, tidak demikian halnya dengan anak disleksia. Sampai usia 12 tahun kadang mereka masih belum lancar membaca. Kesulitan ini dapat terdeteksi ketika anak memasuki bangku sekolah dasar.

Ciri-ciri anak yang mengalami gangguan dyslexia diantaranya adalah:
  • Sulit mengeja dengan benar.  Satu kata bisa berulangkali diucapkan dengan bermacam ucapan.
  • Sulit mengeja kata atau suku kata yang bentuknya serupa, misalnya: b-d, u-n, atau m-n.
  • Ketika membaca, anak seringkali slah melanjutkan ke paragraf berikutnya atau tidak berurutan
  • Kesulitan mengurutkan huruf-huruf dalam kata-kata.
  • Kesalahan mengeja yang dilakukan secara terus-menerus, misalnya kata "pelajaran" diucapkan menjadi "perjalanan"
Menurut U.S. National Institute of Health, dyslexia merupakan suatu gangguan ketidakmampuan belajar yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, mengeja suatu kata bahkan kesulitan berbicara. Tingkat dyslexia yang dialami oleh seseorang dapat bervariasi, mulai yang ringan, sampai berat. Pada orang yang mengalami dyslexia, kata-kata yang sederhana akan menjadi sulit untuk dibaca, bahkan bila dilihat beberapa kali. Kata-kata yang terlihat juga dapat bercampur dengan kata-kata lain atau menjadi keliru dibaca, misalnya saja kata “nakal” menjadi “kanal” atau “dia” menjadi “adi” dan huruf-huruf dalam suatu kalimat menjadi satu seperti tidak ada spasi. 

Bagi orang yang menderita dyslexia, kadang susah untuk mengingat sesuatu yang mereka baca, kadang-kadang akan menjadi mudah bagi mereka untuk mengingat apabila informasi tersebut dibacakan & didengar oleh mereka. Akan tetapi, semakin cepat dyslexia dapat terdiagnosa dan diatasi, hasil yang diharapkan juga akan semakin terlihat.  Selain itu, banyak faktor yang menjadi penyebab disleksia antara lain genetis, problem pendengaran sejak bayi yang tidak terdeteksi sehingga mengganggu kemampuan bahasanya, dan faktor kombinasi keduanya.  Namun, dyslexia bukanlah kelainan yang tidak dapat disembuhkan. Dalam hal ini, yang paling penting adalah anak yang mengalami gangguan dyslexia harus memiliki metode belajar yang sesuai, karena pada dasarnya setiap orang memiliki metode belajar yang berbeda-beda, begitupun anak dyslexia selain juga faktor dukungan lingkungan di sekitarnya terutama keluarga dan orang tua.

Penanganan Dyslexia 
Apabila seorang anak terdiagnosa mengalami dyslexia, maka peran guru dan terutama orang tua merupakan faktor penentu utama dalam penyembuhan gangguan ini. Berikut ini merupakan beberapa tips penanganan dyslexia yang dapat dilakukan oleh guru dan orang tua: 

  • Selalu berikan afirmasi-afirmasi positif kepada anak dyslexia, karena afirmasi positif terbukti sangat membantu anak untuk menghadapi permasalahannya dan terutama sangat membantu proses penyembuhannya. 
  • Adanya komunikasi dan pemahaman yang sama mengenai anak disleksia antara orang tua dan guru. 
  • Anak diupayakan duduk di barisan paling depan di kelas. 
  • Guru senantiasa mengawasi / mendampingi saat anak diberikan tugas, misalnya guru meminta dibuka halaman 15, pastikan anak tidak tertukar dengan membuka halaman lain, misalnya halaman 50. 
  • Guru dapat memberikan toleransi pada anak disleksia saat menyalin soal di papan tulis sehingga mereka mempunyai waktu lebih banyak untuk menyiapkan latihan (guru dapat memberikan soal dalam bentuk tertulis di kertas). 
  • Anak dyslexia yang sudah menunjukkkan usaha keras untuk berlatih dan belajar harus diberikan penghargaan yang sesuai dan proses belajarnya perlu diseling dengan waktu istirahat yang cukup. 
  • Melatih anak menulis sambung sambil memperhatikan cara anak duduk dan memegang pensilnya. Tulisan sambung memudahkan murid membedakan antara huruf yang hampir sama. Murid harus diperlihatkan terlebih dahulu cara menulis huruf sambung karena kemahiran tersebut tidak dapat diperoleh begitu saja. Pembentukan huruf yang betul sangatlah penting dan murid harus dilatih menulis huruf-huruf yang hampir sama berulang kali. Misalnya huruf-huruf dengan bentuk bulat: g, c, o, d, a, s, q, bentuk zig zag: k, v, x, z, bentuk linear:j, t, l, u, bentuk hampir serupa: r, n, m, h. 
  • Guru dan orang tua perlu melakukan pendekatan yang berbeda ketika belajar matematika dengan anak disleksia, kebanyakan mereka lebih senang menggunakan sistem belajar yang praktikal. 
  • Penanganan aspek emosi. Anak dyslexia dapat menjadi sangat sensitif, terutama jika mereka merasa bahwa mereka berbeda dibanding teman-temannya dan mendapat perlakukan yang berbeda dari gurunya. Lebih buruk lagi jika prestasi akademis mereka menjadi demikian buruk akibat perbedaan yang dimilikinya tersebut. Kondisi ini akan membawa anak menjadi individu dengan self-esteem yang rendah dan tidak percaya diri. Dan jika hal ini tidak segera diatasi akan terus bertambah parah dan menyulitkan proses terapi selanjutnya. Orang tua dan guru seyogyanya adalah orang-orang terdekat yang dapat membangkitkan semangatnya, memberikan motivasi dan mendukung setiap langkah usaha yang diperlihatkan anak disleksia. Jangan sekali-sekali membandingkan anak disleksia dengan temannya, atau dengan saudaranya yang tidak disleksia. 
  • Selalu berikan dukungan pada anak. Mengalami dyslexia atau gangguan kesulitan belajar lainnya dapat membuat anak menjadi rendah diri. Berikan selalu dukungan & cinta untuk mendukung serta menghargai setiap kemampuannya. 
  • Bicarakan dengan anak. Beritahu kepada anak secara jelas mengenai apa yang dimaksud dengan dyslexia, bahwa hal tersebut bukanlah kesalahannya. Dengan membantu anak memahami hal tersebut maka ia akan menjadi lebih mudah untuk mengatasi permasalahannya. 
  • Buatlah keadaaan rumah menjadi tempat belajar yang menyenangkan untuk anak. Sediakan ruangan yang tenang & terorganisir sebagai tempat belajar anak. Orang tua dan anak dapat mengatur jadwal belajar yang nyaman dan berikan dukungan dari seluruh anggota keluarga untuk dapat membantu proses belajar anak. 
  • Kerjasama dengan sekolah tempat anak belajar. Sering berkomunikasi dengan guru di sekolahnya untuk memastikan anak tidak tertinggal pelajarannya, serta bila memungkinkan orang tua dapat meminta rekaman/salinan bahan pelajaran hari itu untuk kemudian dipelajari nanti sepulang sekolah.
Hypnotherapy dan Penanganan Dyslexia 
Hypnosis modern telah dipakai selama ratusan tahun untuk membangun kepercayaan diri, merubah kebiasaan, menurunkan berat badan dengan program penurunan berat badan, menghentikan kebiasaan merokok, meningkatkan daya ingat, menghentikan kebiasaan-kebiasaan buruk pada anak-anak dan menghilangkan kecemasan, ketakutan dan fobia. 

Dalam ilmu hypnosis, pikiran manusia diibaratkan seperti bawang yang berlapis-lapis. Manusia mempunyai dua jenis pikiran yang bekerja secara simultan dan saling mempengaruhi, yaitu pikiran sadar (conscious) dan pikiran bawah sadar (sub-conscious mind atau unconscious mind). 

Pikiran sadar atau conscious mind adalah suatu proses mental yang anda sadari sepenuhnya dan bisa dikendalikan. Pikiran bawah sadar atau sub-conscious/unconscious mind adalah proses mental yang berfungsi secara otomatis karena sepenuhnya dikendalikan oleh pikiran bawah sadar sehingga anda tidak menyadarinya. 

Besarnya pengaruh pikiran sadar terhadap seluruh aspek kehidupan seseorang, misalnya sikap, kepribadian, perilaku, kebiasaan, cara berpikir dan kondisi mental hanya sekitar 12% saja, sedangkan besarnya pengaruh pikiran bawah sadar adalah 88%. Dari sini dapat kita ketahui bahwa pikiran bawah sadar manusia memiliki pengaruh sekitar 9 kali lebih kuat dibandingkan dengan pikiran sadarnya. 

Pikiran sadar manusia memiliki fungsi utama untuk mengidentifikasi informasi-informasi yang masuk ke dalam otak, membandingkannya dengan data yang sudah ada di dalam memori kita, menganalisa data-data/informasi yang baru masuk tersebut dan memutuskan data/informasi baru tersebut akan disimpan, dibuang atau untuk sementara hanya diabaikan saja. Sementara itu, pikiran bawah sadar yang kapasitasnya jauh lebih besar dari pikiran sadar memiliki fungsi yang lebih kompleks. Semua fungsi organ tubuh kita yang bekerja secara otomatis, diatur cara kerjanya oleh pikiran bawah sadar. Selain itu, nilai-nilai yang kita pegang, sistem kepercayaan (belief system), dan keyakinan kita/perspektif kita (mindset) terhadap segala sesuatu serta memori jangka panjang kita juga terdapat dalam pikiran bawah sadar. 

Hypnotherapy merupakan suatu cara yang efektif dalam membantu menangani dyslexia, diantara peran utamanya adalah untuk membantu meningkatkan rasa percaya diri. Ada beberapa efek samping yang menyertai dyslexia diantara timbul phobia atau rasa takut untuk membaca atau menulis di depan orang lain, panic attack, memory blank dan lain-lain. Hypnotherapy dalam hal ini dapat membantu pikiran bawah sadar seseorang dengan dyslexia untuk “membangun” kemampuan-kemampuan tertentu yang selama ini tidak terdapat di dalam diri orang-orang dengan dyslexia dan hal ini yang akan menyembuhkan dyslexia tersebut. 

Dyslexia memiliki efek yang berbeda-beda untuk setiap orang yang memilikinya. Beberapa diantaranya memiliki kemampuan membaca yang buruk dan bebeapa lagi mungkin memiliki kemampuan menulis yang buruk. Walaupun ada treatment untuk dyslexia yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan tersebut, tetapi seringkali ada blocking (mental block) di dalam pikiran bawah sadar orang-orang dengan dyslexia tersebut yang menghalangi mereka untuk meningkatkan skill membaca atau menulis tadi, dan disinilah hypnotherapy berperan untuk menghilangkan blocking (mental block) yang ada didalam pikiran bawah sadar dan sekaligus memerintahkan pikiran bawah sadar untuk “membangun” kemampuan-kemampuan yang terhambat tadi. 

Sebagai orang-orang yang paling dekat dengan mereka yang mengalami gangguan dyslexia, para orang tua memiliki peran terbesar dalam menentukan keberhasilan penyembuhan gangguan ini, mengingat orang tua memiliki waktu dan kesempatan yang lebih banyak untuk berinteraksi dengan anak yang mengalami gangguan dyslexia jika dibandingkan dengan para terapis, dokter atau bahkan guru-guru mereka. Alangkah baiknya jika para orang tua tersebut juga memiliki kemampuan, pengetahuan serta pemahaman mengenai hypnotherapy sehingga proses penyembuhan gangguan dyslexia dapat berjalan secara lebih efektif. 

Dalam skala yang lebih luas, hypnotherapy selain dapat digunakan untuk membantu mempercepat proses penyembuhan gangguan dyslexia, juga dapat diaplikasikan untuk kehidupan sehari-hari baik dalam lingkup keluarga atau lingkungan sekitarnya, karena tujuan utama dari mempelajari hypnotherapy adalah untuk lebih meningkatkan kualitas hidup menuju ke arah yang lebih baik. 


Diambil dari beberapa sumber: 

Kidshealth.org 
Makalahpsikologi.blogspot.com 
Medicinenet.com 
Mayoclinic.com 
Hypnotherapy-directory.org.uk